Sinopsis
Awal dekade 1980-an adalah masa ketika Indonesia berdiri di persimpangan antara cita-cita besar pembangunan dan kenyataan hidup rakyat yang beraneka ragam. Di bawah gemerlap warna kuning yang menghiasi spanduk, baliho, dan layar televisi, Golkar tampil bukan hanya sebagai partai politik, melainkan sebagai simbol stabilitas dan kemajuan bangsa. Ia mewakili keyakinan kolektif bahwa pembangunan dapat menjadi jalan menuju kesejahteraan, jika dijalankan dengan disiplin, kerja keras, dan loyalitas terhadap cita-cita nasional. Dalam suasana optimisme yang kuat, rakyat menyambut setiap proyek pembangunan dari pembukaan lahan transmigrasi hingga pembangunan sekolah dan jalan desa sebagai bagian dari perjalanan menuju masa depan yang lebih baik. Bagi banyak keluarga di Kalimantan dan daerah lainnya, warna kuning Golkar bukan sekadar simbol politik, melainkan tanda harapan dan keyakinan bahwa negara hadir untuk membangun kehidupan yang lebih layak dan bermartabat.